Payango.id – Bentor atau Becak Motor, kendaraan roda tiga khas Gorontalo, semakin populer di berbagai wilayah Sulawesi meskipun belum memiliki izin resmi dari pemerintah. Bentor merupakan hasil modifikasi becak yang dipadukan dengan sepeda motor di bagian belakangnya. Namun, sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sistem perakitan kendaraan ini dinilai tidak memenuhi standar laik jalan. Akibatnya, Dinas Perhubungan (DLLAJR) Provinsi Sulawesi Utara tidak memberikan izin operasional bagi bentor.
Kendati demikian, popularitas bentor terus meningkat. Di Kota Kotamobagu, kendaraan ini mulai masuk sekitar tahun 2000 dan awalnya hanya digunakan untuk mengangkut barang di pasar tradisional. Namun, dalam waktu singkat, bentor bertransformasi menjadi alat transportasi favorit masyarakat. Fleksibilitasnya dalam menjangkau jalan sempit membuat bentor lebih unggul dibanding angkutan kota jenis minibus. Akibatnya, sekitar tahun 2004, minibus hampir tidak lagi beroperasi di Kotamobagu, kecuali untuk rute-rute tertentu seperti Kotamobagu-Modayag yang sulit dilalui bentor.
Selain jumlahnya yang terus bertambah, desain dan aksesoris bentor di Kotamobagu juga mengalami perkembangan pesat. Tak sekadar alat transportasi, bentor kini menjadi ajang unjuk kreativitas bagi pemiliknya. Modifikasi rangka hingga pemasangan sistem audio canggih menjadi tren tersendiri. Bahkan, beberapa pemilik bentor rela merogoh kocek hingga Rp 20 juta hanya untuk mempercantik kendaraannya.
Tak hanya di Kotamobagu, bentor juga mulai menjamur di Kota Makassar sejak tahun 2010. Bentor di kota ini menjadi pilihan utama warga di dalam kompleks perumahan, menawarkan tarif yang relatif terjangkau, yaitu Rp 8.000 untuk jarak sekitar 3 kilometer. Namun, kehadiran bentor sempat menuai kontroversi. Banyak pihak menuding bentor sebagai penyebab kemacetan di Makassar, mengingat jumlahnya yang mencapai puluhan ribu unit. Selain itu, posisi pengemudi yang berada di belakang penumpang dianggap berisiko karena dapat menghalangi pandangan dan mengurangi keamanan berkendara.
Meski menghadapi berbagai tantangan dan larangan operasional, bentor tetap menjadi primadona transportasi di Sulawesi. Keunikan dan kepraktisannya dalam menjangkau berbagai sudut kota menjadikannya solusi transportasi yang sulit tergantikan di tengah kebutuhan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi.*((