Payango.id Gorontalo Utara – Kejadian tragis kembali mengingatkan masyarakat akan bahaya konsumsi ikan buntal. Dua warga Desa Milango, Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, yakni Haidin Arsad dan Ronal Muda, mengalami keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal hasil tangkapan mereka sendiri pada Minggu (26/01/2025). Naas, Haidin tidak dapat tertolong dan meninggal dunia, sementara Ronal masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa ikan buntal mengandung racun tetrodotoksin (TTX), salah satu racun alami paling mematikan di dunia. Racun ini ditemukan di berbagai organ tubuh ikan buntal, seperti hati, usus, ovarium, dan kulit. Jika dikonsumsi tanpa penanganan yang tepat, racun ini dapat menyebabkan efek fatal dalam waktu singkat.
Mengenal Gejala Keracunan Ikan Buntal
Tetrodotoksin bekerja dengan menyerang sistem saraf, menyebabkan gejala serius yang muncul dalam hitungan menit hingga jam setelah dikonsumsi. Berikut beberapa gejala yang umum terjadi:
1. Mati rasa dan kesemutan di bibir, lidah, serta wajah.
2. Mual dan muntah, diikuti dengan sakit perut.
3. Kelebihan produksi air liur, menyebabkan kesulitan berbicara dan menelan.
4. Sakit kepala hebat, pusing, dan kebingungan.
5. Kesulitan bernapas, yang dapat berkembang menjadi kegagalan pernapasan.
6. Tekanan darah abnormal, bisa meningkat atau menurun drastis.
7. Kejang dan koma, akibat gangguan sistem saraf pusat.
8. Henti napas, yang dapat berujung pada kematian jika tidak ditangani dengan cepat.
Langkah Pertolongan Pertama Saat Terjadi Keracunan
Jika seseorang diduga mengalami keracunan ikan buntal, langkah berikut harus segera dilakukan:
1. Segera cari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat.
2. Bantu korban tetap sadar, dengan memberikan posisi yang nyaman.
3. Hindari konsumsi makanan atau minuman tambahan, karena dapat mempercepat penyebaran racun dalam tubuh.
4. Berikan oksigen jika korban mengalami kesulitan bernapas.
5. Pantau kondisi korban untuk mencegah terjadinya henti jantung atau pernapasan.
Ikan Buntal vs. Ikan Fugu: Apa Perbedaannya?
Di Jepang, ikan buntal dikenal sebagai fugu, dan meskipun beracun, ikan ini bisa dikonsumsi karena telah melalui proses pengolahan khusus. Para koki bersertifikat melakukan prosedur ketat untuk membuang organ beracun sebelum ikan tersebut diolah menjadi berbagai hidangan, seperti sashimi, sup, atau panggangan.
Sebaliknya, di Indonesia, konsumsi ikan buntal sering kali dilakukan tanpa pengetahuan yang cukup mengenai bahaya racunnya. Banyak masyarakat yang mengolah ikan ini secara tradisional tanpa menyadari bahwa metode yang salah dapat berakibat fatal.
Himbauan: Hindari Konsumsi Ikan Buntal Demi Keselamatan
Untuk keselamatan masyarakat diharuskan Dinas kesehatan dan pihak terkait mengimbau masyarakat setempat untuk tidak mengonsumsi ikan buntal dalam bentuk apapun, mengingat risiko keracunan yang tinggi. Keselamatan harus menjadi prioritas utama dibandingkan dengan rasa penasaran atau kebiasaan turun-temurun yang berbahaya.
Masyarakat diharapkan lebih waspada dan segera melaporkan kepada tenaga medis jika menemukan kasus serupa agar dapat dilakukan penanganan yang cepat dan tepat.Mari bersama-sama meningkatkan kesadaran akan bahaya ikan buntal demi mencegah korban jiwa di masa mendatang.*((